Teori yang Melandasi Pembentukan Pribadi Kreatif dari Beberapa Tokoh
Nama : Vicka Yudesti Ilna
Kelas : 3PA08
NPM : 17515025
Kreativitas
merupakan usaha melibatkan diri pada proses kreatif yang didasari oleh
intelegensi, gaya kognitif, dan kepribadian/motivasi, juga merupakan kemampuan
untuk menghasilkan atau mencipta sesuatu yang baru, baik berupa gagasan maupun
karya nyata, baik dalam bentuk ciri-ciri aptitude maupun non aptitude,
baik dalam karya baru maupun kombinasi dengan hal-hal yang sudah ada, yang
semuanya itu relatif berbeda dengan apa yang telah ada sebelumnya. Kreativitas
dahulu dianggap sebagai ”anugerah yang ajaib”, yang hanya dimiliki oleh
segelintir orang. Namun saat ini, kreativitas bisa dimiliki semua orang,
termasuk anak usia dini. Itulah mengapa seorang guru PAUD/TK diharapkan
memiliki pengetahuan dan kreativitas yang tinggi untuk dapat menstimulasi anak
didik dengan baik, dan menghasilkan anak-anak yang cerdas, aktif dan
menghasilkan produk-produk kreatif.
Kali
ini saya akan menjelaskan teori yang melandasi pengembangan atau pembentukan
pribadi kreatif dari aliran paham psikologi dan dari beberapa tokoh.
A. PSIKOANALIS
Psikoanalisa memandang kreativitas sebagai hasil
mengatasi suatu masalah, yang biasanya dimulai sejak di masa anak-anak. Priadi
kreatif dipandang sebagai seseorang yang pernah mempunyai pengalaman traumatis,
yang dihadapi dengan memungkinkan gagasan-gagasan yang disadari dan yang tidak
disadari bercampur menjadi pemecahan inovatif dari trauma.
Psikoanalisis
memiliki tiga penerapan:
·
suatu
metoda penelitian dari pikiran
·
suatu
ilmu pengetahuan sistematis mengenai perilaku manusia
·
suatu
metoda perlakuan terhadap penyakit psikologis atau emosional.
Dalam cakupan yang luas dari psikoanalisis
ada setidaknya 20 orientasi teoretis yang mendasari teori tentang pemahaman
aktivitas mental manusia dan perkembangan manusia. Berbagai pendekatan dalam
perlakuan yang disebut “psikoanalitis” berbeda-beda sebagaimana berbagai teori
yang juga beragam. Sebagai tambahan, istilah psikoanalisis juga merujuk pada
metoda penelitian terhadap perkembangan anak.
1. Sigmund
Freud
Ia
menjelaskan proses kreatif dari mekanisme pertahanan (defence mechanism),
yang merupakan upaya tak sadar untuk menghindari kesadaran mengenai ide-ide
yang tidak menyenangkan atau yang tidak dapat diterima. Sehingga biasanya
mekanisme pertahanan merintangi produktivitas kreatif. Meskipun kebanyakan
mekanisme pertahanan menghambat tindakan kreatif, namun justru mekanisme
sublimasi justru merupakan penyebab utama dari kreativitas.
Macam mekanisme pertahanan:
·
Represi
– regresi
·
Konpensasi
– Proyeksi
·
Sublimasi
- Pembentukan reaksi
·
Rasionalisasi
– Pemindahan
·
Identifikasi
– Kompartementalisasi
·
Introjeksi
2. Ernest
Kris
Ernst
Kris (dalam Basuki, 2010) menekankan bahwa mekanisme pertahanan regresi muncul
seiring memunculkan tindakan kreatif. Orang yang kreatif menurut teori ini
adalah mereka yang paling mampu memanggil pikiran tidak sadar. Seorang yang
kreatif tidak mengalami hambatan dalam pemikirannya. Mereka dapat menghadapi
masala‐masalah serius yang dihadapi dalam kehidupannya dengan cara yang segar
dan inovatif, melakukan regresi demi bertahannya ego (Regression in The Survive of The Ego).
3. Carl
Jung
Ia
juga percaya bahwa ketidaksadaran memainkan peranan yang amat penting dalam
kreativitas tingkat tinggi. Alam pikiran yang tidak disadari dibentuk oleh masa
lalu pribadi. Dengan adanya ketidaksadaran kolektif, akan timbul penemuan,
teori, seni, dan karya-karya baru lainnya. Prose inilah yang menyebabkan
kelanjutan dari eksistensi manusia.
B. HUMANISTIC
Humanistik
lebih menekankan kreativitas sebagai hasil dari kesehatan psikologis tingkat
tinggi. Dan kreativitas dapat berkembang selama hidup dan tidak terbatas pada
usia lima tahun pertama.
1. Abraham Maslow
Ia menekankan bahwa manusia
mempunyai naluri-naluri dasar yang menjadi nyata sebagai kebutuhan.
Kebutuhan-kebutuhan itu, diwujudkan Maslow sebagai hirarki kebutuhan manusia,
dari yang terendah hingga yang tertinggi. Kebutuhan tersebut
adalah:
Ø Kebutuhan
fisik/biologis
Ø Kebutuhan
akan rasa aman
Ø Kebutuhan
akan rasa dimiliki (sense of belonging) dan cinta
Ø Kebutuhan
akan penghagaan dan harga diri
Ø Kebutuhan
aktualisasi / perwujudan diri
Ø Kebutuhan
estetik
Kebutuhan-kebutuhan
tersebut mempunyai urutan hierarki. Keempat Kebutuhan pertama disebut kebutuhan
“deficiency”. Kedua Kebutuhan berikutnya (aktualisasi diri dan estetik atau
transendentasi) disebut kebutuhan “being”. Proses perwujudan diri erat
kaitannya dengan kreativitas. Bila bebas dari neurosis, orang yang mewujudkan
dirinya mampu memusatkan dirinya pada yang hakiki. Mereka mencapai “peak
experience” saat mendapat kilasan ilham (flash of insight)
2. Carl
Rogers
Ia
menjelaskan ada 3 kondisi dari pribadi yang kreatif, adalah keterbukaan
terhadap pengalaman, kemampuan untuk menilai situasi sesuai dengan patokan
pribadi seseorang, kemampuan untuk bereksperiman atau untuk ‘bermain’ dengan
konsep-konsep. Carl Rogers (1902-1987) tiga kondisi internal dari pribadi yang kreatif,
yaitu:
Ø Keterbukaan
terhadap pengalaman.
Ø Kemampuan
untuk menilai situasi patokan pribadi seseorang (internal locus of evaluation).
Ø Kemampuan
untuk bereksperimen, untuk “bermain” dengan konsep-konsep.
Apabila
seseorang memiliki ketiga ciri ini maka kesehatan psikologis sangat baik. Orang
tersebut diatas akan berfungsi sepenuhnya menghasilkan karya-karya kreatif, dan
hidup secara kreatif. Ketiga cirri atau kondisi tersebut uga merupakan dorongan
dari dalam (internal press) untuk kreasi.
C. CSIKSZENTMIHALYI
Ciri pertama
yang memudahkan tumbuhnya kreativitas adalah Predisposisi genetis (genetic
predispotition). Contoh seorang yang system sensorisnya peka terhadap warna
lebih mudah menjadi pelukis, peka terhadap nada lebih mudah menjadi pemusik.
Minat pada usia dini pada ranah tertentu. Minat menyebabkan seseorang terlibat secara mendalam terhadap ranah tertentu, sehingga mencapai kemahiran dan keunggulan kreativitas.
Minat pada usia dini pada ranah tertentu. Minat menyebabkan seseorang terlibat secara mendalam terhadap ranah tertentu, sehingga mencapai kemahiran dan keunggulan kreativitas.
Akses
terhadap suatu bidang. Adanya sarana dan prasarana serta adanya pembina/mentor
dalam bidang yang diminati sangat membantu pengembangan bakat.
Kemampuan berkomunikasi dan
berinteraksi dengan teman sejawat di tambah tokoh-tokoh penting dalam bidang
yang digeluti, memperoleh informasi yang terakhir, mendapatkan kesempatan
bekerja sama dengan pakar-pakar dalam b idang yang diminati sangat penting
untuk mendapatkan pengakuan + penghargaan dari orang-orang penting.
Orang-orang
kreatif ditandai adanya kemampuan mereka yang luar biasa untuk menyesuaikan
diri terhadap hampir setiap situasi dan untuk melakukan apa yang perlu untuk
mencapai tujuannya.
Csikszentmihalyi
mengemukakan 10 pasang ciri-ciri kepribadian kreatif yang seakan-akan
paradoksal tetapi saling terpadu secara dialektis.
1. Pribadi kreatif mempunyai kekuatan
energi fisik yang memungkinkan mereka dapat bekerja berjam-jam dengan
konsentrasi penuh, tetapi mereka juga bias tenang dan rileks, tergantung
situasinya.
2. Pribadi kretaif cerdas dan cerdik
tetapi pada saat yang sama mereka juga naïf. Mereka nampak memilliki
kebijaksanaan (wisdom) tetapi kelihatan seperti anak-anak (child like). Insight
mendalam nampak bersamaan dalam ketidakmatangan emosional dan mental. Mampu
berfikir konvergen sekaligus divergen.
3. Ciri paradoksal ketiga berkaitan
dengan kombinasi sikap bermain dan disiplin.
4. Pribadi kreatif dapat
berselang-seling antara imajinasi dan fantasi, namun tetap bertumpu pada
realitas.
5. Keduanya diperlukan untuk dapat
melepaskan diri dari kekinian tanpa kehilangan sentuhan masa lalu.
6. Pribadi kreatif menunjukkan
kecenderungan baik introversi maupun ekstroversi.
7. Orang kreatif dapat bersikap rendah
diri dan bangga akan karyanya pada saat yang sama.
8. Pribadi kreatif menunjukkan
lecenderungan androgini psikoogis, yaitu mereka dapat melepaskan diri dari
stereotip gender (maskulin-feminin)
9. Orang kreatif cenderung mandiri
bahkan suka menentang (passionate) bila menyangkut karya mereka, tetapi juga
sangat obyektif dalam penilaian karya mereka.
10. Sikap keterbukaan dan sensitivitas
orang kreatif sering menderita, jika mendapat banyak kritik dan serangan,
tetapi pada saat yang sama ia merasa gembira yang luar biasa.
DAFTAR PUSTAKA
Munandar,Utami.
(2004). “Pengembangan Emosi dan Kreativitas”. Jakarta; Rineka Cipta
M.M Sutopo, Tjetjep. (2005).”Pengembangan Kreativitas Anak”.Bandung;Depdiknas
M.M Sutopo, Tjetjep. (2005).”Pengembangan Kreativitas Anak”.Bandung;Depdiknas
Basuki,
Heru. (2006). “pengembangan kreativitas” melalui, http://www.heru.staff.gunadarma.ac.id
Winkel,
W. S. (2004). “Psikologi Pengajaran”.
Yogyakarta; Media Abadi
S.pd,Trihardiyanti. (2005).”Perekembangan Aktivitas Anak Melalui Pembelajaran Bermasalah” Melalui (http://binatalenta.com)
S.pd,Trihardiyanti. (2005).”Perekembangan Aktivitas Anak Melalui Pembelajaran Bermasalah” Melalui (http://binatalenta.com)
Komentar
Posting Komentar